CONTOH KARYA TULIS MUSEUM GEOLOGI


KARYA TULIS
“MUSEUM GEOLOGI BANDUNG”
Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016


LOGO SEKOLAH


DISUSUN OLEH:
NAMA  :
NO         :










ASAL SEKOLAH
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARANGANYAR



i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional  asal sekolah Tahun Pelajaran 2017/2018


PENYUSUN    :
NAMA           :             
KELAS             :
PROGRAM    :



Karya tulis  ini disyahkan pada tanggal .................................... 2018


Mengetahui,

Kepala Sekolah                                                                    Pembimbing




.....................................................,S.pd.,M.pd                       .............................................,S.pd



Ii
MOTTO

“ Dengan kepercayaan akan timbul ketekunan. Berusahalah terus, Pantang mundur dan tidak mudah putus asa. “
“ Melalui sebuah Pengalaman kita dapat menjadi Orang yang lebih Bijaksana.”

“Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kejarlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanya sekali.”

“Ingat hanya kepada Allah adapun dan dimanpun kita berada kepada dia-lah tempat meminta dan memohon”

“Tidak ada masalah yang tidak  bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikan.”

“Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan.”
YAKIN, IKHLAS dan ISTIQOMAH.










Iii
ABSTRAK


Nama   “ MUSEUM GEOLOGI BANDUNG “
Bandung adalah Kota besar yang mepunyai kekayaan Alam yang cukup melimpah, serta memiliki banyak tempat-tempat bersejarah salah satunya Museum Geologi.
Makalah ini membahas Sejarah Museum Geologi, Visi dan Misi Museum Geologi. Jenis fosil yang ada di Museum Geologi serta membahas Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan dengan tujuan untuk mengetahui Sejarah museum Geologi, untuk mengetahui jenis fosil yang ada di Museum Geologi dan mengetahui Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan Penulis mengumpulkan data dengan cara Metodelogi Observasi, Metodelogi Pustaka dan Metodelogi Wawancara.
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928, yang terletak digedung Remrandt Straat, Visi Museum Geologi supaya menjadi sumber informasi Geologi Indonesia, Misi Museum Geologi yaitu memperagakan mengkamunikasikan koleksi museum, menyediakan informasi dan materi edukasi Geologi. Jenis fosil hewan yang ada di Museum Geologi diantaranya fosil phyton,fosil gajah, fosil dinosaurus, kerbau dll. Fosil tumbuhan diantaranya fosil daun, fosil batang, fosil kayu, dan fosil Manusia Purba diantaranya Meganthropus Paleojavanicus, Pithecantropus Erectus, dan Homo Sapien. Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan terbagi kezaman Prakambium, Paleozoikum ( Masa Kehidupan Tua ), Mezoikum ( Masa Kehidupan Tengah ), Kenozoikum ( Masa Kehidupan Baru ), dan Vetebrata Indonesia.












iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
            Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan Judul “ MUSEUM GEOLOGI bBANDUNG “ penulis laporan ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti Ujian Nasional tahun pelajaran 2017 / 2018.
            Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon maaf sebesar - besarnya dan penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
            Laporan karya tulis ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama pada :
1.      Bapak Kepala Sekolah, .......................................................
2.      Pembimbing Bapak .................................................
3.      Wali Kelas Bapak .....................................................
4.      Bapak Guru / Ibu Guru beserta Stap TU
5.      Kedua Orang Tua, dan semua Rekan - rekan yang telah membantu




Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembacanya.







v
 
DAFTAR ISI
JUDUL LAPORAN.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ..............................................1
B.     Rumusan Masalah .......................................................1
C.     Tujuan dan Manfaat....................................................
1.      Tujuan    ...................................................................1
2.      Manfaat  ...................................................................1-2
D.    Metode Penelitian .......................................................2
BAB II    PEMBAHASAN
A.    Sejarah Museum Geologi ...........................................3-5
B.     Visi dan Misi Museum Geologi        .........................5-6
C.     Jenis-Jenis Fosil Yang ada di Museum Geologi .....6-10
D.    Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan ........10
BAB III   PENUTUP
A.    Kesimpulan ..................................................................11
B.     Saran .............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................13
LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................... 13

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
   Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contoh tempat wisata di Bandung Jawa Barat yaitu Museum Geologi.
   Bandung adalah kota besar yang mempunyai kekayaan alam yang cukup melimpah, serta memiliki banyak tempat- tempat bersejarah salah satunya Museum Geologi. Museum ini banyak sekali peninggalan-peninggalan jaman Purba Kala yang sangat bermanfaat. “Paris Van Java” adalah sebutan bagi kota Bandung karena di ibaratkan sebagai parisnya Indonesia. Keindahan pemandangan alam serta bangunan-bangunan bersejarah dikota bandung sangat memikat para wisatawan untuk mengunjunginya dan banyak nilai manfaat yang positif, oleh karena itu penulis mengambil judul karya tulis “MUSEUM GEOLOGI SEBAGAI SEJARAH KEHIDUPAN”. Penulis mengharapkan Museum Geologi tetap di kembangkan, dan bagi para pengunjung dapat belajar tentang Museum Geologi. Sehingga dari adanya penulisan karya tulis ini diharapkan pembaca terdorong untuk bisa lebih mencintai bangsa Indonesia tercinta.
B.   Rumusan Masalah
1.      Sejarah Museum Geologi
2.      Visi dan Misi Museum Geologi
3.      Jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
4.      Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan
C.  Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan
a.      Ingin mengetahui tentang Sejarah Museum Geologi
b.      Ingin mengetahui Visi dan Misi Museum Geologi
c.       Ingin mengetahui Jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
d.     Ingin mengetahui Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan
2.      Manfaat
a.      Mengetahui Sejarah Mueum Geologi
b.      Mengetahui Visi dan Misi Museum Geologi
1
c.       Mengetahui Jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
d.     Mengetahui Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan
D.  Metodelogi Penelitian
1.      Metodelogi Observasi
Metodelogi Observasi adalah metode yang dilaksanakan secara langsung ke lokasi atau obyek yaitu di Museum Geologi Bandung dengan cara pengamatan dan penelitian yang dilakukan secara langsung.
2.      Metodologi Wawancara
Metodologi Wawancara adalah bertanya kepada pengelola atau penjaga Museum Geologi untuk mendapatkan informasi tentang Sejarah Museum Geologi Bandung.
3.      Metodelogi Pustaka
Metodologi Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan brosur, yang berkaitan dengan infomasi tentang Museum Geologi Bandung.










 




2

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah Museum Geologi
Museum Geologi Bandung, yang didirikan mulai tanggal 16 Mei 1928. Museum ini sudah dimodivikasi/direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) yang setelah mengalami renovasi. Pada tanggal 23 Agustus 2000, Museum ini dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, yaitu Megawati Soekarnoputri, sebagai salah satu monumen yang bersejarah, dan museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan Nasional. Didalamnya, terdapat banyak dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti halnya fosil, batuan, mineral yang semuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia semenjak tahun 1850.
Pada pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa, bahwa pada Masa Penjajahan Belanda keberadaan Museum Geologi Bandung ini berkaitan dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara. Setelah Eropa mengalami revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Dengan sadarnya Pemerintah Belanda akan begitu pentingnya menguasai bahan galian di wilayah Nusantara, diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Dan dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Pada kelembagaan ini diganti namanya jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, untuk bertugas melakukan penyelidikan geologi serta sumberdaya mineral. Pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung untuk tempat penyimpanan serta penganaliasaan contoh-contoh atau sempel berupa mineral, batuan, fosil, peta, dan laporan hasil penyelidikan. Pada awalnya, gedung tersebut diberi nama Geologisch Laboratorium dan kemudian disebut juga dengan nama Geologisch Museum. Gedung ini dibuat dengan rancangan gaya Art Deco oleh ahli arsitek bernama Ir. Menalda van Schouwenburg. Pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 1928 selama 11 bulan oleh 300 pekerja serta menghabiskan banyak dana sebesar 400 Gulden dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929, bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress).
Diperang dunia II, akibat dari kekalahannya semua pasukan tentara Belanda dari pasukan Jepang, keberadaan Dienst van den Mijnbouw telah berakhir. Pada tahun 1942 Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda), menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang). Penyerahan itu dilakukan di Kalijati-Subang. Setelah itu, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO. Dan setahun kemudian berganti nama menjadi CHISHITSU CHOSACHO. Selama masa pendudukan Jepang berada di indonesia, pasukan Jepang melatih dan mendidik para pemuda Indonesia untuk menjadi PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (Pasukan Pembantu Bala Tentara Jepang pada Perang Dunia II). Tetapi semua laporan hasil kegiatan pada masa itu tidak begitu lengkap karna tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen-dokumen, termasuk dokumen
3
penyelidikan yang sudah dileburkan karena pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia. Mereka mendarat di Tanjungpriuk-Jakarta. Di Bandung, mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pemerintah Indonesia. Pada tanggal 12 Desember 1945, dengan tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung. Kepindahan tersebut rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG. Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst ditempat yang sama.
Dikarenakan di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak bulan Desember 1945 sampai dengan bulan Desember 1949, yaitu selama 4 tahun berturut-turut, kantor PDTG terlunta-lunta berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen tersebut sementara harus berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya, Solo, Magelang, Yogyakarta sampai tahun 1950, setelah itu dikembalikan lagi ke-Bandung. Dan pada tanggal 7 Mei 1949, usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, Kepala Pusat Jawatan Tambang serta Geologi, Arie Frederic Lasut, jadi sandraan dan dibunuh tentara Belanda. Oleh karena itu Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem, Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI(Republik Indonesia). Pada tahun 1960 telah terbukti, Museum Geologi Bandung dikunjungi oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama. Dan dibawah ini adalah pergantian nama-namanya dari tahun ke tahun :
1.      Djawatan Pertambangan Republik Indonesia pada tahun 1950 sampai tahun 1952.
2.      Djawatan Geologi pada tahun 1952 sampai tahun 1956.
3.      Pusat Djawatan Geologi pada tahun 1956 sampai tahun 1957.
4.      Djawatan Geologi pada tahun 1957 sampai tahun 1963.
5.      Direktorat Geologi pada tahun 1963 sampai tahun 1978.
6.      Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi pada tahun 1978 sampai tahun 2005.
7.      Pusat Survei Geologi pada tahun 2005 sampai sekarang.

4
Pada tahun 1999, Pemerintah Jepang memberikan dana sebesar 754,5 juta Yen untuk merenopasi Museum Geologi.Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20 Agustus 2000 dengan pembukaannya yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu, yaitu Ibu Megawati Soekarnoputri dan didampingi oleh Menteri Pertambangan serta Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi Tambang dan Kehidupan Manusia. Dan untuk koleksi dokumentasi, tersedia sarana penyimpan koleksi yang lebih memadai.
Semenjak pada tahun 2002, yang statusnya merupakan Seksi Museum Geologi, telah dinaikkan menjadi UPT Museum Geologi. Saat itu dibentuklah dua seksi dan satu SubBag yang beguna agar semua tugas dan fungsinya dijalankan dengan baik, yaitu :
1.      Peragaan
2.      Seksi Dokumentasi
3.      SubBag Tatausaha
Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan teknologi, menjadikan museum geologi sebagai :
1.      Sebagai tempat pendidikan luar sekolah, berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
2.      Sebagai tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan, yang dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu mengenai kebumian yang menggambarkan tentang keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
3.      Sebagai Objek geo-wisata yang menarik.
Museum Geologi ini juga mengadakan suatu kegiatan yaitu :
1.      Penyuluhan
2.      Pameran
3.      Seminar dan kegiatan survei penelitian untuk pengembangan peragaan
4.      Dokumentasi koleksi.
B.   Visi dan Misi Museum Geologi Bandung
1.      Visi
·      Menjadi sumber informasi Geologi Indonesia atau terwujudnya sumber informasi Geologi ( Dokumentasi Koleksi Warisan Geologi Indonesia ) yang Profesional untuk masyarakat.
2.       Misi
a.    Memperagakan & mengkomunikasikan koleksi museum
5
b.   Menyediakan informasi & materi edukasi geologi
c.    Mendokumentasikan & mengkonservasi koleksi museum
d.  Melakukan penelitian koleksi & pengembangan museum
e.   Melakukan pameran museum & geologi
f.      Melakukan penyuluhan & sosialisasi geologi
g.    Melakukan kerjasama dengan instansi & sekolah
h.   Melakukan pengelolaan museum secara professional
i.     Memberikan pelayanan jasa permuseuman
C.  Jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
Beberapa jenis-jenis Fosil yang ada di Museum Geologi diantaranya Fosil Hewan, Tumbuhan dan yang dianggap Manusia Purba.
Ada beberapa fosil di Meseum Geologi diantaranya
1.    Fosil hewan
Sekretaris Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Minelar (ESDM), DR. Yun Yunus Kusumabrata, didampingi Kabag Umum, Ir. Agung Pribadi mengatakan, Museum Geologi memiliki berbagai fosil hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berasal dari Indonesia. Berikut contoh beberapa fosil hewan yang terdapat pada Museum Geologi :
a.        Fosil Ular Phyton Reticulatus
Fosil ular ini ialah fosil ular yang pertama kali ditemukan di Indonesia. Fosil ini ditemukan di Ciharuman, kabupaten bandung. Diameter penampang hewan ini kurang lebih 30 cm dan panjangnya diperkirakan lebih dari 5 m. Morfologinya mendekati jenis phyton (Phyton Reticulatus). Berdasarkan penanggalan karbon (C – 14) umur fosil ular ini antara 30.000 – 40.000 tahun yang lalu.
b.        fosil gajah purba “sinomastodon bumiayuensis”, gajah purba berumur 1,2 hingga 1,5 juta tahun lalu yang bentuk badannya lebih kecil dan gading lurus.
c.         fosil gajah purba generasi berikutnya, yakni “stegodon trigonocephaus” yang hidup sekitar 1 hingga 1,2 juta tahun lalu, dengan ukuran lebih besar dan gadingnya melengkung. Ada dua subspesies gajah ini yaitu florensis dan martin. Martin berasal dari Jawa dan florensis dari Flores. Subsepsies Martin ditemukan di Cisaat, Jawa Barat. Subspesies dari Flores merupakan fosil vertebrata Pleistosen pertama ditemukan di Flores. Ia ditemukan oleh Raja Nagekeo, Josef Dapangole di Ola Bula, kabupaten Ngada, pada bulan Desember 1956. Temuan ini dilaporkan pada Dr. Th. Verhoeven, seorang pendeta Belanda di Mataloko. Setelah penggalian lebih lanjut dan dibawa ke Leiden, fosil kemudian diklasifikasi sebagai fosil Stegodon trigonocephalus florensis.
6
Penggalian lebih lanjut oleh ilmuan Indonesia menemukan fosil Stegodon lebih banyak lagi ditambah fosil-fosil lainnya seperti fosil pengerat, Hooijeromys nusatenggara.
d.       Gajah purba lainnya adalah jenis “elephus lysudrindicus” yang hidup sekitar 800 ribu tahun lalu, dengan bentuk badan lebih besar dan gading melengkung. Masih diperdebatkan apakah spesies ini berasal dari Asia atau asli Jawa.
e.        “Elephus maximum”, Kelompok gajah yang masih ada saat ini. Umumnya hidup di benua, kecuali gajah Srilanka dan Sumatera. Gajah Jawa yang baru ditemukan di Sabah, Kalimantan, juga merupakan jenis gajah modern yang ditemukan masih hidup di daerah pulau.
f.          Dinosaurus, yang menguasai daratan pada zaman “Mesozoikum”, jauh sebelum manusia ada. Dinosaurus muncul pada zaman Trias, berkembang pada zaman Jura, dan punah pada zaman Kapur.
g.        Badak Sunda “Rhinoceros Sondaicus”, ditemukan di Trinil dan Kedungbrubus. Berkerabat dengan Badak Jawa, Rhinoceros kendengindicus dari Trinil. Memiliki tiga varian yaitu annamiticus, guthi, dan sondaicus. Berasal dari Indochina.
h.        Kuda Nil “Hippopotamus Simplex”, Berasal dari Jawa.
i.          Kerbau “Bubalus Palaeokeraba”, Kerbau purba. Ditemukan di Kedungbrubus.
j.          Kura-kura raksasa “Geochelone Atlasi”, Kura-kura raksasa. Fosil ini berasal dari era Pleistosen dan ditemukan di Jawa, Sulawesi, Raebia (Atambua, Timor), dan India.
k.        Babi rusa “Celebochoerus Heekereni”, Babi besar dari Sulawesi. Lebih dekat kekerabatannya dengan Phacochoerus dari Afrika daripada dengan babi rusa.
l.          Varanus Komodoensis(Komodo), Hewan ini masih hidup hingga sekarang. Dahulu juga hidup di Pulau Flores dan Atambua, Timor, karena ditemukan fosil-fosilnya disana. Kerabatnya, Varanus bolkayi ditemukan di Trinil dan Kedung Brubus. Hooijer (1973) juga menduga kalau kedua spesies ini sebenarnya sama dan berdistribusi mulai dari Jawa hingga Timor.
m.      Stagodon Sompoensis, Gajah kerdil dari Sulawesi.
n.        Stegodon Soondari, Spesies gajah kerdil lainnya yang diberi nama seorang arkeolog, Soondar.
o.        Elephas celebensis, Gajah kerdil dari Sulawesi. Tengkoraknya dapat dibedakan dari gajah besar karena tidak memiliki cekungan parietal dan adanya reduksi fungsional jaringan tulang pneumatik yang mencirikan gajah kerdil (Palombo, 2001). Walaupun ditemukan di Sulawesi, dan Hooijer sendiri mengatakan gajah ini berasal dari Sulawesi, penelitian lebih lanjut olehnya (1974) menyimpulkan kalau Elephas celebensis berasal dari Jawa dan sama dengan Stegodon hypsilophus dari Jetis.
2.    Fosil Tumbuhan
a.        Fosil daun
7

b.        Fosil Batang
c.         Fosil Kayu
3.    Fosil Manusia Purba
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya. Beberapa Fosil manusia purba yang ada disana yaitu :
a.        Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.
b.        Phythecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm. Fosil manusia yang ditemukan di sepanjang aliran Bengawan Solo, yakni fosil “Pithecanthroupus Erectus” yang disebur-sebut sebagai “The Missing Lin” oleh penemunya Eugine Dubois yang melakukan eskavasi tahun 1891 – 1893.
c.         Homo Sapiens
Jenis Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 – 1450 cm.
d.       Fosil manusia Ngandong,  “Homo Javanthropus Soloensis”.
e.        Fosil lainnya adalah fosil manusia purba “Pithecantrophus” II dan “Pithecantropus” VII, Sangiran 17. Para pengunjung selain bisa menyaksikan berbagai fosil tadi, juga bisa mendapat pengetahuan tentang evolusi manusia yang dicetuskan Charles Darwin, Ernest Haeckel, Eugine Dubois, dan dua teori evolusi yang dianut dunia, yaitu teori Multi Regional dan teori Out Of Africa, serta sejumlah penjelasan seputar manusia.
D.  Museum Geologi Sebagai Sejarah Kehidupan
1.        Prakambium
Terdiri dari Arkeozoikum dan Proterozoikum.
a.               Arkeozoikum (masa kehidupan purba) 4.600.000.000 – 2.500.000.000 tahun lalu. Masa ini
8
b.               dapat dibedakan menjadi 2 tahap yaitu: Masa Priscon atau Hadean (4,6 – 4 milyar tahun lalu), merupakan masa permunculan kehidupan paling kehidupan paling primitive (purba) yang bermula di dalam samudera berupa mikro organisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah stromatolites dan Cyanobacteria.
Proterozoikum (masa kehidupan awal) 2.500.000.000 – 540.000.000 tahun lalu. Masa Proterozoikum atau disebut juga masa algonkian adalah masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (Eukaryotes dan Prokaryotes), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang akhir masa ini, organisme yang lebih kompleks sejenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal dan bukit-bukitnya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
2.        Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua)
540.000.000 – 245.000.000 tahun lalu. Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrate (tidak bertulang belakang) dan vertebrate, khususnya ikan dan amfibi serta sebagian reptilian dan juga sebagai masa perkembangan ganggang laut serta tumbuhan berspora meliputi :
4.      Zaman Kambrium         : 540.000.000 – 510.000.000 Tahun Lalu
5.      Zaman Ordovisium       : 510.000.000 – 439.000.000 Tahun Lalu
6.      Zaman Silur                    : 439.000.000 – 408.000.000 Tahun Lalu
7.      Zaman Decon                  : 408.000.000 – 362.000.000 Tahun Lalu
8.       Zaman Karbon               : 362.000.000 – 290.000.000 Tahun Lalu
9.      Zaman Perm                   : 290.000.000 – 245.000.000 Tahun Lalu
3.        Mezoikum (Masa Kehidupan Tengah)
245.000.000 – 65.000.000 tahun lalu Meliputi:
a.      Zaman Trias                       : 245.000.000 – 208.000.000 Tahun Lalu
b.      Zaman Kapur                     : 145.000.000 – 208.000.000 Tahun Lalu
c.       Zaman Jura                         : 208.000.000 – 145.000.000 Tahun Lalu
4.        Kenozoikum (Masa Kehidupan Baru):
Tersier Dan Kuarter 65.000.000 – sekarang.
Masa kenozoikum merupakan masa perkembangan mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi dua yaitu zaman tersier dan kuarter. Pada zaman tersier – kuarter, permunculan dan kepunahan hewan serta tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global. Meliputi:
a.      Zaman Tersier 65.000.000 – 1.700.000 tahun lalu
9
1.      Kala Paleosen            :  65.000.000 – 56.500.000 Tahun Lalu
2.      Kala Eosen      :  56.500.000 – 35.500.000 Tahun Lalu
3.      Kala Oligosen            :  35.500.000 – 23.500.000 Tahun Lalu
4.      Kala Miosen   :  23.500.000 – 5.200.000 Tahun Lalu
5.      Kala Pliosen   :  5.200.000 – 1.700.000 Tahun Lalu
b.      Zaman kuarter 1.700.000 tahun lalu – sekarang
1.      Kala Plistosen : 1.700.000 – 10.000 tahun lalu
2.      Kala Holosen : 10.000 tahun lalu
5.      Vertebrata Indonesia
Sudut ini Memperagakan berbagai koleksi fosil hewan bertulang belakang (Vertebrata) yang semuanya berasal dari Indonesia. Koleksi fosil Vertebrata yang menjadi kebanggaan Museum Geologi Bandung diantaranya adalah fosil Gajah Stegodon trigonocephalus, sinomastodon bumiayunensis, badak Rhinoceros sondaicus, kudanil hippopotamus simplex, kerbau bubalus palaeokerabau dan kura-kura raksasa geohelono atlas sebagian besar ditemukan di situs sekitar aliran sungai bengawan Solo Jawa Tengah – Jawa Timur. Selain itu juga dipamerkan fosil-fosil dari luar jawa seperti babi rusa chelebocheerus beekereni, komodo varanus komodoensis, Gajah kerdil stegodone sampoensis, stegodon soondari dan Elephas celebensis.












10
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Museum Geologi Bandung, yang didirikan mulai tanggal 16 Mei 1928. Yang terletak di gedung Rembrandt Straat. Museum ini dimodivikasi/direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) Pada tanggal 23 Agustus 2000, museum ini dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, yaitu Megawati Soekarnoputri, sebagai salah satu objek wisata yang terkenal. Museum ini sangatlah erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1850an oleh “Dienst van het Mijnwezen” yang berkedudukan di Bogor ( 1852-1866 ). Lembaga ini kemudian pindah ke Jakarta ( 1866-1924 ) dan akhirnya pindah ke Bandung, menempati gedung Government Bedrijven ( sekarang Gedung Sate ).
Dimuseum Geologi Bandung terdapat koleksi fosil-fosil diantaranya ada 3 fosil yang ada di Museum Geologi Bandung yaitu :
1.      Fosil Hewan diantaranya : ada fosil Gajah Purba, “Sinomastodon Bumiayuensis, Fosil Gajah Purba generasi berikutnya” Stegodon trigonocephous”, Gajah Purba lainya adalah Jenis “Alephus Iysudrindicus, Elephus Makimum ( Kelompok Gajah yang masih ada saat ini ) Dinosaurus,Badak Sunda, Kuda Nil, Kerbau, Kura-Kura Raksasa,Babi,Rusa,Varanus Komodoensis ( Komodo ) Stegodon Sopoensis ( Gajah Kediri ), Stegodon Soondari ( Spesies Gajah lainya ) Elephas Celebensis.
2.      Fosil Tumbuhan diantaranya ada Fosil daun, Fosil batang,dan Fosil Kayu.
3.      Fosil Manusia Purba yang ada disana diantaranya yaitu : Megantheropus Paleojavanicus, Phythecanthropus Erectus, Homo Sapien, Fosil Manusia Ngandong, dan Fosil lainya manusia Purba. Sedangkan Museum Geologi sebagai sejarah kehidupan dibagi beberapa masa atau Zaman yaitu :
1.    Prakambium, terdiri dari Arkeozoikum ( Masa Kehidupan Purba ) dan Proterozoikum ( Masa kehidupan Awal )
2.      Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua),
Meliputi : Zaman Kambrium, Zaman Ordovisium,Zaman Silur, Zaman Decon, Zaman Karbon, dan Zaman Perm.
3.      Mezoikum ( Masa Kehidupan tengah ),
Meliputi : Zaman Trias, Zaman Kapur, dan Zaman Jura.
4.      Kenozoikum ( Masa Kehidupan Baru ),
Meliputi : Zaman Tersier dan Zaman Kuarter.
5.      Vertebrata indonesia memperagakan koleksi fosil hewan bertulang ( Vertebrata ) yang semuanya berasal dari Indonesia.
11
B.   Saran
Kita sebagai generasi muda hendaklah menjaga sejarah bangsa kita, khususnya pada unsur sejarah yang terdapat di Museum Geologi Bandung dan janganlah kita merusak keindahan alam sekitar kita. Penulis berharap Museum yang ada di Bandung terutama Museum Geologi tetap terawat dan dijaga kebersihanya harus lebih telaten dan detail dalam menjelaskan atau mengarahkan pengunjung yang ada di Museum maupun yang baru masuk agar pengunjung lebih paham dan mengerti tentang sejarah Museum Geologi dan benda-benda  bersejarah yang ada di Museum Geologi.





















12
DAFTAR PUSTAKA
Nama terakir, nama awal.2018.museum geologi bandung. Kota tinggal:nama penerbit
LAMPIRAN
Foto-foto tentang museum geologi bandung






















13

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sistem jaringan internet paling lengkap(jaringan komputer,jenis-jenis jaringan,perangkat jaringan komputer,topologi jaringan)

KEBIASAAN BERBUSANA